for every minute you angry, you'll lost 60 seconds of your happiness

Sunday, November 14, 2010

BAGAIMANA NABI ADAM WAFAT?

Pengantar
Kisah ini memberitakan kepada kita tentang saat-saat terakhir kehidupan bapak kita Adam dan keadaannya pada saat sakaratul maut. Para malaikat memandikannya, memberinya wangi-wangian, mengkafaninya, menggali kuburnya, menshalatkannya, menguburkannya, dan menimbunnya dengan tanah. Mereka melakukan hal itu untuk memberikan pengajaran kepada anak
cucu sesudahnya, tentang bagaimana cara menangani orang mati.


Teks Hadis
Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa'di berkata, "Aku melihat seorang Syaikh di Madinah sedang berbicara. Lalu aku bertanya tentangnya." Mereka menjawab, "Itu adalah Ubay bin Ka'ab." Ubay berkata, "Ketika maut datang menjemput Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, 'Wahai anak-anakku, aku ingin makan buah surga.' Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh para malaikat yang telah membawa kafan Adam dan wewangiannya. Mereka juga membawa kapak, sekop, dan cangkul.
Para Malaikat bertanya, 'Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?' Mereka menjawab, 'Bapak kami sakit, dia ingin makan buah dari surga.' Para malaikat menjawab, 'Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba.' Lalu para malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa, 'Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala.' Lalu para malaikat mencabut nyawanya, memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat di kuburnya, menshalatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata, 'Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian.'"

Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/ 136.
Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadis ini berkata, "Sanadnya shahih kepadanya." (Yakni kepada Ubay bin Ka'ab). (Al-Bidayah wan Nihayah, 1/98).
Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad. Rawi-rawinya adalah rawi-rawi Hadis shahih, kecuali Uttiy bin Dhamurah. Dia adalah rawi tsiqah." (Majmauz Zawaid, 8/199).
Hadis ini walaupun mauquf(sanadnya tidak sampai pada Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam) pada Ubay bin Kaab, tetapi mempunyai kekuatan hadis marfu', karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi akal untuk mengakalinya.

Penjelasan Hadis
Hadis ini menceritakan tentang bapak kita, Adam, manakala maut datang menjemputnya, Adam rindu buah surga. Ini menunjukkan betapa cinta Adam kepada surga dan kerinduannya untuk kembali kepadanya. Bagaimana dia tidak rindu surga, sementara dia pernah tinggal di dalamnya, merasakan kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat.
Bisa jadi keinginan Adam untuk makan buah surga merupakan tanda dekatnya ajal. Sebagian hadis menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-tahun umurnya. Dia mengitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya telah habis. Perpindahannya ke alam akhirat telah dekat. Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya. Mana mungkin mereka bisa menembus surga lalu memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi, karena rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka untuk berangkat mencari.
Belum jauh anak-anak Adam meninggalkan bapaknya mereka telah dihadang oleh beberapa malaikat yang menjelma dalam wujud orang laki-laki. Mereka telah membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati. Para malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap jenazah seperti pada hari ini. Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk menggali kubur.
Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari, para malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.
Manakala para malaikat maut datang kepada Adam, Hawa mengenalinya sehingga dia berlindung kepada Adam. Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam agar memilih hidup di dunia, karena para rasul tidak diambil nyawanya sebelum mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan akhirat-pent) sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam kepada kita. Adam tidak menggubris dan menghardiknya dengan berkata, "Menjauhlah dariku, karena aku pernah melakukan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa untuk makan pohon yang dilarang semasa keduanya berada di Surga.
Para Malaikat mengambil ruh Adam. Mereka sendirilah yang mengurusi jenazahnya dan menguburkannya, sementara anak-anak Adam melihat mereka. Para malaikat itu memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangi-wangian, menggali kuburnya, membuat liang lahat, menshalatinya, masuk ke kuburnya, meletakkannya di dalamnya, lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya. Para Malaikat mengajarkan semua itu kepada anak-anak Adam. Mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian." Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mayat kalian.
Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh rasul dan semua orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang. Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dri petunjuk Allah, yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya. Barangsiapa melihat tuntunan kaum muslimin dalam urusan jenazah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam, niscaya dia pasti melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para malaikat kepada Adam.
Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang membakar orang mati. Ada yang membangun bangunan-bangunan megah, seperti pyramid, untuk mengubur orang mati dengan meletakkan makanan, minuman, mutiara dan perhiasan bersamanya. Ada yang meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan yang paling utama, semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Allah syariatkan kepada mayit Bani Adam.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
 
  1. Disyariatkan menyiapkan mayit dan menguburkannya seperti disebutkan di dalam hadis.
  2. Sunnah–sunnah terhadap mayit yang demikian itu adalah petunjuk semua rasul dalam setiap syariat mereka.
  3. Pengajaran malaikat kepada anak-anak Adam tentang sunnah ini dengan ucapan dan perbuatan.
  4. Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadis di atas adalah penyimpangan dari manhaj dan petunjuk Allah.
  5. Keutamaan bapak kita Adam, di mana para malaikat mengurusi jenazahnya, menshalatkannya dan menguburkannya.
  6. Kemampuan para malaikat untuk menjelma menjadi manusia dan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.
  7. Sudah munculnya beberapa peralatan sejak zaman manusia pertama, seperti kapak, cangkul dan sekop.
  8. Seseorang harus berhati-hati terhadap isterinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah telah meminta kita agar berhati-hati terhadap sebagian isteri dan anak-anak kita, "Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka." (At-Taghabun:14).
Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 39-43.

Saturday, November 13, 2010

Sampaikan ajaran agama daripada ku walaupun hanya sepotong ayat

  1. Begitulah lebih kurang makna salah satu sabda Rasulullah SAW. Ringkas namun cukup bermakna bagi mereka yang berfikir.
  2. Aku bukanlah USTAZ yang boleh dijadikan rujukan dalam soal agama, tetapi sebagai sebahagian dari umat Muhammad, yang di nyatakan Allah SWT dalam Al-Quran, "Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) itu beriman (sebagaimana yang semestinya), tentulah (iman) itu menjadi baik bagi mereka. (Tetapi) di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka: orang-orang yang fasik." Ali Imran : 110
  3. Untuk itu, aku sampaikan kepada sesiapa sahaja apa yang aku tahu dan aku yakin apa yang aku katakan itu adalah benar. Bukan atas dasar 'logik' tapi lebih kepada perkataan yang aku sendiri dengan menerusi sesi ceramah dan seumpamanya.
  4. Namun begitu, buat pembaca, sila buat rujuk silang samada melului 'google' atas apa-apa pandangan dan pendapat yang ada dalam blog ini dan betulkan apa yang salah, semoga Allah SWT merahmati kita semua.
  5. Sekian, terima kasih.... Wassalam

Iblis Adalah Musuh Yang Nyata Bagi Manusia ( Surah Al-A'raf Ayat 11-27 )


Hayati pengkisahan tentang penciptaan Adam & janji Iblis laknatullah untuk menyesatkan anak-anak Adam & permohonannya untuk dilanjutkan usia sehingga Kiamat. Perhatikan juga janji Allah SWT akan memenuhkan neraka dengan Iblis serta pengikut-pengikutnya dari kalangan jin & manusia;

Bismillahirrahmannirrahim

[11] Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu, lalu Kami membentuk rupa kamu, kemudian Kami berfirman kepada malaikat-malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, lalu mereka sujud melainkan Iblis, ia tidaklah termasuk dalam golongan yang sujud.

[12] Allah berfirman: “Apakah penghalangnya yang menyekatmu daripada sujud ketika Aku perintahmu?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik daripada Adam, Engkau (wahai Tuhan) jadikan daku dari api sedang dia Engkau jadikan dari tanah.”

[13] Allah berfirman: “Turunlah engkau dari Syurga ini, kerana tidak patut engkau berlaku sombong di dalamnya; oleh sebab itu keluarlah, sesungguhnya engkau dari golongan yang hina”.

[14] Iblis berkata: Berilah tempoh kepadaku hingga hari mereka dibangkitkan (hari kiamat)”.

[15] Allah berfirman: “Sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh (ke suatu masa yang tertentu)”.

[16] Iblis berkata: “Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalanMu yang lurus;

[17] “Kemudian aku datangi mereka, dari hadapan mereka serta dari belakang mereka, dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka; dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur”.

[18] Allah berfirman: “Keluarlah engkau dari Syurga sebagai makhluk yang terhina serta terusir. Sesungguhnya sesiapa di antara mereka yang menurutmu, tetaplah aku akan memenuhi neraka jahanam dengan (golongan) kamu (yang derhaka) semuanya;

[19] “Dan wahai Adam! Tinggalah engkau dan isterimu di dalam Syurga serta makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa sahaja kamu berdua sukai, dan janganlah kamu hampiri pokok ini, (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu dari orang-orang yang zalim”.

[20] Setelah itu maka Syaitan membisikkan (hasutan) kepada mereka berdua supaya (dapatlah) ia menampakkan kepada mereka akan aurat mereka yang (sekian lama) tertutup dari (pandangan) mereka, sambil ia berkata: “Tidaklah Tuhan kamu melarang kamu daripada (menghampiri) pokok ini, melainkan (kerana Ia tidak suka) kamu berdua menjadi malaikat atau menjadi dari orang-orang yang kekal (selama-lamanya di dalam Syurga)”.

[21] Dan ia bersumpah kepada keduanya (dengan berkata): “Sesungguhnya aku adalah dari mereka yang memberi nasihat kepada kamu berdua”.

[22] Dengan sebab itu dapatlah ia menjatuhkan mereka berdua (ke dalam larangan) dengan tipu dayanya. Setelah mereka memakan (buah) pohon itu, terdedahlah kepada mereka berdua aurat masing-masing, dan mereka mulailah menutupnya dengan daun-daun (dari) Syurga. Serta Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pokok itu, dan Aku katakan kepada kamu, bahawa Syaitan itu adalah musuh kamu yang nyata?”

[23] Mereka berdua merayu: “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi”.

[24] Allah berfirman: “Turunlah kamu semuanya, dengan keadaan setengah kamu menjadi musuh bagi setengahnya yang lain, dan bagi kamu disediakan tempat kediaman di bumi, dan juga diberi kesenangan hingga ke suatu ketika (mati)”.

[25] Allah berfirman lagi: “Di bumi itu kamu hidup dan situ juga kamu mati, dan daripadanya pula kamu akan dikeluarkan (dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat)”.

[26] Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan; dan pakaian yang berupa taqwa itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur).

[27] Wahai anak-anak Adam! Janganlah kamu diperdayakan oleh Syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapa kamu dari Syurga, sambil ia menyebabkan terlucutnya pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada mereka: aurat mereka (yang sebelum itu tertutup). Sesungguhnya Syaitan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan Syaitan-syaitan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman.

Sodaqallahula'zim

Friday, November 12, 2010

Terjemahan AL-BAQARAH Ayat 30 - 39 ( Perhatikan Ayat 38 )


Buat semua... Al-Quran itu adalah berita gembira & juga peringatan buat kita semua, cukuplah Ayat 30 - 39 Surah Al-Baqarah ini menceritakan akan kejadian manusia dan kepada siapa kita akan kembali & siapa musuh kita yang nyata; Wallahualam

Bismillahhirrahmannirrahim.

[30] Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya”.

[31] Dan Ia telah mengajarkan Nabi Adam, akan segala nama benda-benda dan gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu Ia berfirman: “Terangkanlah kepadaKu nama benda-benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar”.

[32] Malaikat itu menjawab: “Maha suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau jualah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana”.

[33] Allah berfirman: “Wahai Adam! Terangkanlah nama benda-benda ini semua kepada mereka”. Maka setelah Nabi Adam menerangkan nama benda-benda itu kepada mereka, Allah berfirman: “Bukankah Aku telah katakan kepada kamu, bahawasanya Aku mengetahui segala rahsia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”.

[34] Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: “Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam”. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; ia enggan dan takbur, dan menjadilah ia dari golongan yang kafir.

[35] Dan kami berfirman: “Wahai Adam! Tinggalah engkau dan isterimu dalam syurga, dan makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa sahaja kamu berdua sukai, dan janganlah kamu hampiri pokok ini; (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu dari golongan orang-orang yang zalim”.

[36] Setelah itu maka Syaitan menggelincirkan mereka berdua dari syurga itu dan menyebabkan mereka dikeluarkan dari nikmat yang mereka telah berada di dalamnya dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebahagian dari kamu menjadi musuh kepada sebahagian yang lain dan bagi kamu semua disediakan tempat kediaman di bumi, serta mendapat kesenangan hingga ke suatu masa (mati)”.

[37] Kemudian Nabi Adam menerima dari Tuhannya beberapa kalimah (kata-kata pengakuan taubat yang diamalkannya), lalu Allah menerima taubatnya; sesungguhnya Allah, Dia lah yang Maha Pengampun (Penerima taubat), lagi Maha Mengasihani.

[38] Kami berfirman lagi: “Turunlah kamu semuanya dari syurga itu! Kemudian jika datang kepada kamu petunjuk dariKu (melalui Rasul-rasul dan Kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka), maka sesiapa yang mengikuti petunjukKu itu nescaya tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita”.

[39] Dan orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat keterangan kami, mereka itu ialah ahli neraka, mereka kekal di dalamnya.

Sodaqallahula'zim

Monday, October 4, 2010

Ciri-Ciri Golongan Yang Bertaqwa - Beriman Kepada Perkara-Perkara Ghaib

  1. Firman Allah SWT "(iaitu) mereka yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib , melaksanakan solat, dan membelanjakan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka" Surah Al - Baqarah, Ayat 3.
  2. Teringat aku kata-kata penceramah pada kuliah subuh pagi tadi. Dia kata kenapa percaya kepada perkara ghaib ini terletak pada tempat yang pertama. Mudah katanya, perkara-perkara ghaib seperti dosa, pahala, syurga, neraka dan seumpamanya.
  3. Contoh yang penceramah itu bagi amat mudah. Dia kata kalau kita minum air, bagi orang yang percaya akan perkara ghaib pasti dia akan bertanya sama ada apa yang diminumnya itu halal ataupun haram. Kenapa begitu teliti, sebab bagi seorang yang bertaqwa, segala apa yang dibuat adalah pelaburan untuk akhirat.
  4. Cuba lihat pada makna doa makan. Maksud lebih kurang begini "Ya Allah, berkati lah rezeki yang telah Engkau rezekikan  kepada kami, dan peliharalah kami dari seksa api neraka". Jelaskan, dari doa makan pun, Islam sudah mendidik kita bahawa apabila minum sekalipun, kita memohon perlindungan daripada api neraka. Kerna itulah pentingnya kepada beriman pada perkara ghaib kerana dengan beriman kepada perkara tersebut akan membuat kita lebih teliti dalam menjalani kehidupan seharian.
  5. Sehubungan itu, sama-samalah kita beramal dan beriman kepada semua perkara-perkara ghaib, kerana Allah SWT berfirman bahawa kita tidak mengetahui perkara-perkara ghaib melainkan sedikit. Tentu ada sebab dan musabab kenapa Allah SWT merahsiakan perkara-perkara ghaib, dan yang pasti antaranya untuk menjadi KPI kepada orang mukmin untuk mengetahui tahap TAQWA nya.
  6. Wallahualam... semoga Allah SWT merahmati dan memelihara iman dan meredhai kehidupan kita didunia lebih-lebih lagi kehidupan di akhirat. Wassalam